Sabtu, 02 November 2013

Tulisan 17



Ekonom: Pasar modal nasional rawan overheating

 Merdeka.com - Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, menyebut pasar modal Indonesia seringkali mengalami overheating nilai. Pasalnya, emiten atau perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) baru sedikit.
Jumlah emiten ini tidak bisa mengimbangi tingginya investor di Tanah Air. "Pasar keuangan kita ini masih dangkal, banyak perusahaan yang beroperasi tapi hanya 479 perusahaan yang terbuka," ujarnya saat acara 'Seminar Outlook 2014' di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Kamis (31/10).
Pasar modal Indonesia, menurutnya, juga rentan akan gejolak. Ini disebabkan investor saat ini didominasi oleh asing. Sehingga jika terjadi sesuatu pada ekonomi dunia maka investor tersebut akan segera menarik modalnya di Indonesia yang justru membuat perekonomian nasional tak stabil.
"Saat ini saja pasar kita dikuasai asing capai 70 persen. Artinya kan di dalam negeri sendiri, pemain domestik sangat kurang sekali," ungkap dia.
Kendati demikian, secara umum Destry melihat perekonomian Indonesia akan tetap membaik tahun depan dibandingkan tahun ini. "Pertumbuhan 2014 akan berada pada kisaran 5,7 persen" tutup dia.

Aanalisis:
Indonesia seringkali mengalami overheating nilai, karena emiten atau perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) baru sedikit. Jumlah emiten ini tidak bisa mengimbangi tingginya investor di Tanah Air. Pasar modal Indonesia, menurutnya, juga rentan akan gejolak. Ini disebabkan investor saat ini didominasi oleh asing. Sehingga jika terjadi sesuatu pada ekonomi dunia maka investor tersebut akan segera menarik modalnya di Indonesia yang justru membuat perekonomian nasional tak stabil.

http://www.merdeka.com/uang/ekonom-pasar-modal-nasional-rawan-overheating.html
Dikutip tanggal : 02-11-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar