Sabtu, 02 November 2013

Tulisan 13



Kadin: Ketidaktegasan pemerintah buat ekonomi memburuk
Merdeka.com - Terus melemahnya nilai tukar Rupiah hingga menembus angka Rp 10.300 per USD masih terjadi defisit neraca transaksi membuat ketahanan ekonomi semakin rapuh.
Peneliti LP3EI Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Didik J Rachbini, mengatakan beban yang ditanggung pemerintah saat ini cukup berat. Salah satu contohnya ialah defisit neraca perdagangan yang terjadi hingga semester I 2013 mencapai USD 3 miliar.
"Sekarang ini rezim pemerintah sudah mewariskan empat defisit antara lain defisit neraca transaksi berjalan, defisit perdagangan, defisit primer dan neraca pembayaran. Dulu kan hanya defisit transaksi berjalan saja," ujarnya saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (2/8).
Menurutnya, saat ini akar permasalahan pelemahan Rupiah tidak hanya di sektor moneter saja tetapi juga karena kebijakan pemerintah yang terus saja mengambang, ragu dan tidak jelas dalam mengatasi masalah subsidi APBN. "Belum lagi keputusan mengurangi subsidi BBM berjalan dua tahun dengan wacana yang mempertajam ketidakpastian," jelas dia.
Tarik ulur implementasi kenaikan harga BBM oleh pemerintah, lanjutnya, justru membuat impor BBM membengkak. "Selama wacana itu ada makan impor BBM membengkak dan pasti memberi tekanan pada Rupiah," tegasnya.
Sektor industri menjadi yang paling besar terkena dampaknya. Imbasnya tentunya ialah pemberhentian kerja para buruh.
"Perdagangan dalam kelompok industri yang surplus USD 28,3 miliar pada lima tahun lalu, sekarang defisit USD 23,6 miliar. Sektor ini benar-benar hancur dan mengalami anomali yang tidak semestinya," ujar dia.

Analisis:
Negara Indonesia sudah mengalami defisit yang sangat parah. Untuk tahun ini  mengalami 4 defisit antara lain defisit neraca transaksi berjalan, defisit perdagangan, defisit primer dan neraca pembayaran. Permasalan yang sangat mengakar adalah kebijakan pemerintah yang terus saja mengambang, ragu dan tidak jelas dalam mengatasi masalah subsidi APBN. Sektor industri menjadi yang paling besar terkena dampaknya. Imbasnya tentunya ialah pemberhentian kerja para buruh.


Dikutip tanggal : 02-11-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar