Resiko
Wirausahawan dalam Pengembangan Bisnis
Seiring dengan perkembangan usaha yang biasanya
diikuti dengan perubahan gaya manajemen, maka pada saat yang sama para
wirausahawan dihadapkan pada berbagai resiko. Pada dasarnya ada dua resiko yang
dihadapi oleh para wirausahawan ketika diberikan kesempatan untuk mengembangkan
usahanya. Kedua resiko tersebut adalah resiko riil, yaitu resiko yang terlihat,
bisa dihitung, bisa diantisipasi dan bisa dihindari dan resiko psikologis,
yaitu resiko yang tidak terlihat, tidak bisa dihitung, bisa diantisipasi,
tetapi belum tentu bisa dihindarkan.
Menurut Walter Wriston (dalam buku Chouch, tahun
2002), kehidupan merupakan proses pengaturan resiko, bukan penghapusannya.
Keluhan-keluhan seperti yang disebutkan di atas seharusnya tidak perlu terjadi
jika para wirausahawan sudah mempersiapkan infrastruktur sumber daya manusia
sejak keputusan pengembangan perusahaan dibuat. Dalam kenyataannya, perencanaan
SDM ini jarang dilakukan oleh para wirausahawan bahkan seringkali dilupakan.
Penempatan para profesional di dalam perusahaan menjadi proses tambal
sulam, akibatnya pembajakan terhadap tenaga profesional sering terjadi,
padahal belum tentu profesional hasil bajakan tersebut tepat dengan kebutuhan
perusahaan, akhirnya tidak jarang wirausahawan menjadi kecewa.
Menurut pendapat Douglas Mc Gregor (dalam buku
Sadarachmat, tahun 2001), ada dua jenis teori yang menunjukkan sifat-sifat
manusia dalam bekerja, yaitu teori X dan teori Y. Teori X berasumsi bahwa pada
dasarnya manusia itu pemalas, selalu berusaha sedikit mungkin, tidak mempunyai
ambisi, tidak ingin berinisiatif yang mereka inginkan hanyalah rasa aman, tidak
mempunyai tanggung jawab. Sedangkan teori Y berasumsi bahwa manusia pada
dasarnya tidak menentang kebutuhan berorganisasi dan memandang bahwa bekerja
sebagai suatu kegiatan yang wajar atau kebutuhan, seperti halnya makan, tidur,
istirahat, dan sebagainya. Manusia salalu siap dan ingin memikul tanggung
jawab. Berdasarkan teori tersebut, kita bisa membayangkan jika asumsi-asumsi
mengenai teori X tersebut berada di sekeliling kita, betapa beratnya dan
sukarnya mengurus suatu organisasi. Hal ini lah yang menghambat perkembangan
kewirausahaan.
Analisis:
Resiko - resiko yang
timbul diakibatkan oleh para wirausawannya sendiri, karna ketidaksiapan
infrastruktur, tidak memperhatikan /
memenejemen SDM dengan baik, efesien dan efektif. Penempatan para professional
seharusnya efesien untuk mengurangi resiko yang kemungkinan akan terjadi,
dengan begitu perkembangan kewirausahaan tidak terhambat.
http://salmafauziyyah.wordpress.com/2012/04/29/artikel-ilmiah-pengaruh-perkembangan-kewirausahaan-terhadap-tingkat-perekonomian-indonesia/
Dikutip Tanggal : 27-10-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar