Ekonom: Pasar modal nasional rawan overheating
Merdeka.com
- Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, menyebut pasar modal
Indonesia seringkali mengalami overheating nilai. Pasalnya, emiten atau
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) baru sedikit.
Jumlah emiten ini tidak bisa mengimbangi
tingginya investor di Tanah Air. "Pasar keuangan kita ini masih dangkal,
banyak perusahaan yang beroperasi tapi hanya 479 perusahaan yang terbuka,"
ujarnya saat acara 'Seminar Outlook 2014' di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta,
Kamis (31/10).
Pasar modal Indonesia, menurutnya, juga rentan
akan gejolak. Ini disebabkan investor saat ini didominasi oleh asing. Sehingga
jika terjadi sesuatu pada ekonomi dunia maka investor tersebut akan segera
menarik modalnya di Indonesia yang justru membuat perekonomian nasional tak
stabil.
"Saat ini saja pasar kita dikuasai asing
capai 70 persen. Artinya kan di dalam negeri sendiri, pemain domestik sangat
kurang sekali," ungkap dia.
Kendati demikian, secara umum Destry melihat
perekonomian Indonesia akan tetap membaik tahun depan dibandingkan tahun ini.
"Pertumbuhan 2014 akan berada pada kisaran 5,7 persen" tutup dia.
Aanalisis:
Indonesia seringkali mengalami
overheating nilai, karena emiten atau perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) baru sedikit. Jumlah emiten ini tidak bisa mengimbangi
tingginya investor di Tanah Air. Pasar modal Indonesia, menurutnya, juga rentan
akan gejolak. Ini disebabkan investor saat ini didominasi oleh asing. Sehingga
jika terjadi sesuatu pada ekonomi dunia maka investor tersebut akan segera
menarik modalnya di Indonesia yang justru membuat perekonomian nasional tak
stabil.
http://www.merdeka.com/uang/ekonom-pasar-modal-nasional-rawan-overheating.html
Dikutip tanggal : 02-11-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar