Kadin: Ketidaktegasan pemerintah
buat ekonomi memburuk
Merdeka.com - Terus melemahnya nilai tukar
Rupiah hingga menembus angka Rp 10.300 per USD masih terjadi defisit neraca
transaksi membuat ketahanan ekonomi semakin rapuh.
Peneliti LP3EI Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Indonesia, Didik J Rachbini, mengatakan beban yang ditanggung pemerintah saat
ini cukup berat. Salah satu contohnya ialah defisit neraca perdagangan yang
terjadi hingga semester I 2013 mencapai USD 3 miliar.
"Sekarang ini rezim pemerintah sudah
mewariskan empat defisit antara lain defisit neraca transaksi berjalan, defisit
perdagangan, defisit primer dan neraca pembayaran. Dulu kan hanya defisit
transaksi berjalan saja," ujarnya saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta,
Jumat (2/8).
Menurutnya, saat ini akar permasalahan pelemahan
Rupiah tidak hanya di sektor moneter saja tetapi juga karena kebijakan
pemerintah yang terus saja mengambang, ragu dan tidak jelas dalam mengatasi
masalah subsidi APBN. "Belum lagi keputusan mengurangi subsidi BBM
berjalan dua tahun dengan wacana yang mempertajam ketidakpastian," jelas
dia.
Tarik ulur implementasi kenaikan harga BBM oleh
pemerintah, lanjutnya, justru membuat impor BBM membengkak. "Selama wacana
itu ada makan impor BBM membengkak dan pasti memberi tekanan pada Rupiah,"
tegasnya.
Sektor industri menjadi yang paling besar terkena
dampaknya. Imbasnya tentunya ialah pemberhentian kerja para buruh.
"Perdagangan dalam kelompok industri yang
surplus USD 28,3 miliar pada lima tahun lalu, sekarang defisit USD 23,6 miliar.
Sektor ini benar-benar hancur dan mengalami anomali yang tidak
semestinya," ujar dia.
Analisis:
Negara Indonesia sudah mengalami defisit yang
sangat parah. Untuk tahun ini mengalami
4 defisit antara lain defisit neraca transaksi berjalan, defisit perdagangan,
defisit primer dan neraca pembayaran. Permasalan yang sangat mengakar adalah
kebijakan pemerintah yang terus saja mengambang, ragu dan tidak jelas dalam
mengatasi masalah subsidi APBN. Sektor industri menjadi yang paling besar
terkena dampaknya. Imbasnya tentunya ialah pemberhentian kerja para buruh.
Dikutip tanggal : 02-11-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar