Dalam akuntansi, dikenal
dua jenis kesalahan yaitu kekeliruan ( error ) dan
kecurangan ( fraud ).
Kedua jenis kesalahan ini dapat bersifat material dan non material. Perbedaan
antara kedua jenis kesalahan ini hanya dibedakan oleh jurang yang sangat tipis,
yaitu ada atau tidaknya unsur kesengajaan. Untuk itu dibutuhkan keahlian
profesional untuk bisa membedakan antara kedua jenis kesalahan tersebut.
Standarpun mengenali bahwa sering kali mendeteksi kecurangan lebih sulit
dibandingkan dengan kekeliruan karena pihak manajemen atau karyawan akan
berusaha menyembunyikan kecurangan itu.
Fraud merupakan suatu perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh pihak didalam maupun luar organisasi, dengan
maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok yang secara langsung
merugikan orang lain. Secara umum fraud terdiri dari dua golongan, yaitu
pengelapan aktiva ( misapporopriation ) dan
kecurangan pelaporan keuangan ( fraudulen financial reporting ).
Dalam tulisan ini akan dibahas khusus mengenai kecurangan dalam laporan
keuangan (financial statement fraud).
WHAT IS FINANCIAL STATEMENT FRAUD?
Kecurangan laporan keuangan sering juga dikenal dengan istilah
kecurangan manajemen. Hal ini disebabkan karena secara umum kecurangan ini
dilakukan oleh pihak manajemen, kadang kala tanpa sepengetahuan para karyawan.
Manajemen berada pada posisi yang dapat membuat keputusan akuntansi dan
pelaporan tanpa sepengetahuan para karyawan. Sedangkan menurut
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) kecurangan laporan keuangan merupakan
salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Kecurangan dalam
laporan keuangan dapat menyangkut tindakan seperti sebagai berikut :
1.
Manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau
dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
2.
Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan
keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan.
3.
Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan
dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Istilah lain yang tidak
kalah populernya berkenaan dengan kecurangan laporan keuangan yaitu Creative
Accounting.Creative accounting bukan merupakan suatu hal baru, dan
untuk melakukannya membutuhkan biaya yang relative mahal. Creative
accounting ini dipicu oleh adanya tekanan bahwa badan usaha merasa
harus berada dalam posisi profit untuk menarik investor dan sumber daya. Tetapi
hal ini lebih mengarah pada penipuan atau kecurangan pada praktik akuntansi.
Apakah ini berarti bahwa creative accounting merupakan hal
ilegal atau dapat dibenarkan.
Karakteristik kecurangan
Dilihat dari pelaku fraud auditing maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis :
Dilihat dari pelaku fraud auditing maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis :
1.
Oleh pihak perusahaan, yaitu :
a. Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting, untuk menghidari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing workshop dan fraud workshop).
b. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
a. Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting, untuk menghidari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing workshop dan fraud workshop).
b. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
2.
Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan
pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Salah saji yang timbul karena kecurangan
pelaporan keuangan
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilahirregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa : manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu sebaiknya anda mengikuti auditing workshop dan fraud workshop. Salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva.
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilahirregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa : manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu sebaiknya anda mengikuti auditing workshop dan fraud workshop. Salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva.
Kecurangan jenis ini biasanya disebut
kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari
penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan
laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum(ada baiknya karyawan mengikuti seminar fraud dan seminar auditing).
Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah
keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada
pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut.
Contoh salah saji jenis ini adalah :
· Penggelapan terhadap penerimaan kas.
· Pencurian aktiva perusahaan.
· Mark-up harga
· Transaksi “tidak resmi”.
Untuk hal tersebut , kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegah
atau diatasi antara lain dengan cara –cara berikut :
1)
Membangun struktur pengendalian intern yang baik
Dengan semakin
berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas manajemen untuk mengendalikan
jalannya perusahaan menjadi semakin berat. Agar tujuan yang telah ditetapkan
top manajemen dapat dicapai, keamanan harta perusahaan terjamin dan kegiatan
operasi bisa dijalankan secara efektif dan efisien, manajemen perlu mengadakan
struktur pengendalian intern yang baik dan efektif mencegah kecurangan.
2) Mengefektifkan
aktivitas pengendalian
(1) Review Kinerja
Aktivitas
pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran, prakiraan, atau kinerja priode sebelumnya, menghubungkan satu
rangkaian data yang berbeda operasi atau keuangan satu sama lain, bersama
dengan analisis atas hubungan dan tindakan penyelidikan dan perbaikan; dan
review atas kinerja fungsional atau aktivitas seseorang manajer kredit atas
laporan cabang perusahaan tentang persetujuan dan penagihan pinjaman.
(2) Pengolahan informasi
Berbagai
pengendalian dilaksanakan untuk mengecek ketepatan, kelengkapan, dan otorisasi
transaksi. Dua pengelompokan luas aktivitas pengendalian sistem informasi
adalah pengendalian umum ( general control ) dan pengendalian
aplikasi ( application control).
(3) Pengendalian fisik
Aktivitas
pengendalian fisik mencakup keamanan fisik aktiva, penjagaan yang memadai
terhadap fasilitas yang terlindungi dari akses terhadap aktiva dan catatan;
otorisasi untuk akses ke program komputer dan data files; dan perhitungan
secara periodic dan pembandingan dengan jumlah yang tercantum dalam catatan pengendali.
3) Meningkatkan kultur perusahaan
Meningkatkan
kultur perusahaan dapat dilakukan dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) yang saling terkait satu sama
lain agar dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara
efisien, menghasikan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi
para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
4) Mengefektifkan fungsi internal audit
Walaupun
internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak akan terjadi,
namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan saksama sehingga
diharapkan mampu mendeteksi terjadinya kecurangan dan dapat memberikan
saran-saran yang bermafaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya
kecurangan.resiko yang dihadapi perusahaan diantaranya adalah Integrity
risk, yaitu resiko adanya kecurangan oleh manajemen atau pegawai
perusahaan, tindakan illegal, atau tindak penyimpangan lainnya yang dapat
mengurangi nama baik / reputasi perusahaan di dunia usaha, atau dapat
mengurangi kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Adanya resiko tersebut mengharuskan internal auditor untuk menyusun tindakan
pencegahan / prevention untuk menangkal terjadinya kecurangan
sebagaimana diuraikan dalam bagian sebelumnya.
Namun, pencegahan saja tidaklah memadai, internal auditor harus
memahami pula bagaimana cara mendeteksi secara dini terjadinya
kecurangan-kecurangan yang timbul. Tindakan pendeteksian tersebut tidak dapat
di generalisir terhadap semua kecurangan. Masing-masing jenis kecurangan
memiliki karakteristik tersendiri, sehingga untuk dapat mendeteksi kecurangan
perlu kiranya pemahaman yang baik terhadap jenis-jenis kecurangan yang mungkin
timbul dalam perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar