Sabtu, 26 Oktober 2013

Tugas 3 (contoh karya ilmiah populer)

Telepon Genggam Beracun Bagi Manusia dan Lingkungan


Mulai dari proses produksi hingga akhirnya menjadi barang bekas, telepon genggam (handphone) mampu mengontaminasi manusia dan lingkungan. Lebih berbahaya lagi, polusi yang dihasilkan handphone sulit untuk dideteksi.
Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Ecology Center dari Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat, dan ifixit.com. Mereka membedah 36 model handphone yang berbeda. Tiap satu model handphone setidaknya mengandung satu elemen beracun: timah, bromine, klorin, merkuri, dan kadmium.
Diketahui handphone yang paling sedikit racunnya adalah Motorola Citrus. Sedangkan yang paling "kotor" adalah iPhone 2G. Namun, catatan ini kemudian diperbaiki oleh Apple sebagai produsen iPhone. Dua varian teranyarnya, iPhone 4S dan iPhone 5 menjadi pemuncak dalam daftar lima handphone terbersih.
Meski demikian, Jeff Gearhart sebagai Direktur Riset Ecology Center menyatakan, telepon terbaik pun masih penuh dengan bahan kimia berbahaya. "Bahan-bahan kimia ini, berhubungan dengan cacat lahir, gangguan belajar, dan masalah kesehatan serius lainnya, ditemukan di tanah dengan level antara 10 hingga 100 kali lebih berbahaya dari tempat daur ulang elektronik di Cina," ujar Gearhart.
Secara keseluruhan, penelitian ini melibatkan 1.106 handphone yang dibongkar dan diuji oleh tim di ifixit.com menggunakan sinar-X. Teknik ini membombardir sebuah objek dengan radiasi. Sinar radiasi yang dirilis kembali oleh objek tersebut kemudian diukur. Dari sini bisa teridentifikasi materi-materi tertentu yang dirilis oleh si objek.
Sumber polusi dan risiko kesehatan terbesar dari handphone berasal dari bahan-bahan mineral yang digunakan, proses produksi peralatan, dan pembuangannya. Menurut Gearhart, untuk mencegah risiko lebih besar, dibutuhkan insentif agar tercipta desain elektronik konsumen yang lebih hijau.
Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA), AS, di tahun 2009 terdapat 2,37 juta ton peralatan elektronik yang memasuki masa "manajemen akhir hidup." Itu artinya, barang-barang tersebut sudah rusak, mati, kadaluarsa, atau tidak diinginkan lagi.
Dari sekian sampah digital, hanya 25 persen di antaranya yang masuk pusat daur ulang. "Sampah elektronik adalah masalah besar yang bisa menyebabkan bahan-bahan kimia merembes ke air minum dan meracuni lingkungan," ujar Kyle Wiens, CEO dari ifixit.com


Menurut saya, karya ilmih diatas erupakan salah satu contoh karya ilmiah popular, karna bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.


http://othersidemiku.wordpress.com/2012/08/12/karya-tulis-ilmiah-populer/

Tugas 2 (aspek dalam kaarya tuls)


Kualitas Karya Tulis ditentukan Oleh Beberapa Aspek

1. Kualitas karya tulis ditentukan oleh beberapa aspek, yaitu :
·      Topik yang menarik
        Yang sangat di perlukan dalam karya tulis adalah Judul. Di mana Judul tersebut harus di buat semenarik mungkin agar pembaca semakin tertarik untuk memahami karya tulis yang telah dibuat oleh penulis. Akan tetapi Judul tidak saja harus mengandung pengertian yang tepat untuk melukiskan seluruh isi karya tulis tetapi syarat-syarat untuk berhubungan dengan gramatikapun harus terpenuhi. Judul harus dapat mencakup ide yang paling pokok dari seluruh isi karya tulis tersebut.
Pemilihan Topik Masalah Penelitian.
Pemilihan dan penentuan masalah penelitian merupakan tahap awal dari suatu penulisan karya tulis ilmiah. Pemilihan topik masalah ini sangat menentukan arah kegiatan penulisan karya tulis berikutnya.
A.    Sumber
Langkah awal dari suatu penulisan tesis adalah pemilihan dan penentuan masalah penelitian. Pemilihan masalah ini merupakan langkah yang menentukan arah kegiatan selanjutnya. Namun demikian, pemilihan masalah ini bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana dan mudah.

Masalah penelitian yang akan digunakan oleh penulis dapat bersumber (berasal) dari :
1. Penulis sendiri
2. Orang lain seperti : para ahli,dosen, atau teman anda sendiri
3. Buku referensi dan bahan bacaan yang telah dibaca oleh penulis

Masalah suatu karya tulis ilmiah,biasanya tidak muncul; dan diperoleh begitu saja. Masalah tersebut merupakan perwujudan dari hal atau kejadian yang perlu diungkapkan, masalah penelitian dapat muncul dari adanya kesenjangan (gap) antara yang seharusnya (menurut teori, konsep) dengan kenyataan yang terjadi di lapangan (praktek) berupa fakta, seperti :
1. Terdapat hilangnya informasi sehingga menimbulkankesenjangan pada pengetahuan kita.
2. Terdapat hasil yang saling berlawanan dari penerapan teori dengan fakta di lapangan (praktek)
3. Terdapat fakta yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.

Dari salah satu area yang telah dipilih dan yang akan digunakan, perlu dilakukan identifikasi masalah yang lebih spesifik.

A. Keterbatasan
Suatu topik masalah harus merupakan topik masalah yang baik bagi anda, sehingga anda akan menaruh perhatian dan mempunyai dorongan yang kuat untuk melaksanakan dan menyelesaikan penulisan tersebut hingga selesai.

Dalam memilih dan menentukan topik masala, acapkali kita menemukan beberapa keterbatasan ( 5 M ) yang harus disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu :

1. Minat
Masalah sebaiknya sesuai dengan minat anda. Usahakan agar masalah yang akan dipilih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Masalah yang kurang sesuai dengan minat, akan menghambat konsentrasi dan keseriusan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah tersebut.


2. Mampu dilaksanakan
Masalah yang akan dipilih harus bisa dilaksanakan dengan baik, karena penulis harus:

a. Mampu menguasai materi, teori dan konsep.
Penulis harus mampu menguasai materi atau teori/konsep yang melatar belakngi masalah tersebut, dan sekaligus menguasai metode pemecahannya.

b. Mempunyai waktu yang cukup.
Peneliti harus dapat memperkitrakan penggunaan waktu yang cukup dan tepat untuk menyelesaikan karya tulisnya.

c. Mempunyai tenaga pelaksana yang terlatih dan cukup
Bila diperllukan, penulis harus dapat mempersiapkan tenaga pembantu yang sudah menguasai materi dan terlatih serta jumlah yang memadai.


d. Mempunyai cukup dana
Penulis harus dapat menghimpun dana yang diperlukan.
1. Mudah dilaksanakan.


Penelitian dapat dilaksanakan karena cukup faktor pendukung seperti :
a. Data cukup tersedia
b. Ijin dapat diperoleh dari yang berwenang

2. Mudah dibuat masalah yang lebih luas
Masalah yang telah dipilih sebaiknya dapat dikembangkan lagi sehingga dapat disusun rancangan yang lebih kompleks untuk penelitian berikutnya.


3. Manfaat
Penelitian harus bermanfaat dan dapat digunakan hasilnya oleh orang tertentu atau kelompok masyarakat dalam bidang tertentu yang akan dilakukan.

Untuk itu, anda harus mengamati kembali kelima faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan masalah yang sesuai dengan pertimbangan anda.


2.     Mudah di pahami oleh pembaca
Ini juga bagian terpenting dalam penulisan karya tulis , yaitu "mudah dipahami oleh pembaca" . Sudah pasti pembuatan karya tulis tersebut harus dipahami , kalau tidak , bagaimana seorang pembaca dapat mengambil intisari dan isi dari sebuah karya tulis anda ? , gunakan bahasa yang mudah di mengerti , jangan menggunakan istilah-istilah yang sangat awam bagi pembaca ,jika sasaran penulisan anda adalah masyarakat umum , semakin kompleks perbendaharaan bahasa anda , semakin sulit juga orang memahami apa yang akan anda sampaikan didalam karya tulis anda tersebut.
   

 Aspek ini merupakan aspek lanjutan dari sebelumnya, dimana saat pembaca melihat judul yang menarik. Namun saat membaca membuat mengantuk atau bosan, tidak mustahil sang pembaca langsung menutup laman tersebut. Tipsnya adalah :
   - Jangan memberi terlalu banyak teks yang di tampilkan
   - Gunakan kombinasi gambar dan warna
   - Gunakan bahasa yang familiar di telinga masyarakat atau berikan penjelasan setelahnya
 
     Salah satu tujuan penulisan buku adalah agar buku tersebut menarik pembacanya adalah mudah dipahami. Kemenarikan suatu buku tidak saja dari isi materi yang disajikan tetapi juga sosok tampilan buku. Buku yang terlalu tebal, penuh dengan tulisan mungkin kurang menarik bagi kelompok  pembaca tertentu. Sebab itu sangat penting untuk mengetahui kepada siapa buku anda akan ditujukan. Buku bagi kelompok anak-anak, tentunya disajikan dengan sosok yang meriah, warna-warni, ceria sesuai dengan kehendak mereka.




http://sk-tk.blogspot.com/2013/04/kualitas-karya-tulis.html

Tugas 1



1.   Contoh penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar

 

Berbahasa Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai konteks (pembicaraan atau penulisan). Berbahasa Indonesia yang benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah (tata bahasa) bahasa Indonesia.
Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa indomesia dengan baik dan benar, terlebih dahulu saya akan memberikan sedikit penjelasan. “Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang serasi dan selaras dengan sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi adalah mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Pernyataan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada ragam bahasa yang dimana memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan biasanya adalah dalam bentuk bahasa yang baku.
Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
1.   Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
2.   Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3.   Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
4.   Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5.   Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.
1.   Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2.   Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik bangetuang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3.   Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4.   Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5.   Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.

Misalnya dalam pertanyaan sehari-sehari dengan menggunakan bahasa yang baku,contoh:
-     Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang?
Misalkan ketika dalam dialog antara seorang guru dengan seorang siswa
-         Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
-         Rino : sudah saya kerjakan pak.
-         Pak guru : Baiklah kalau begitu , segera dikumpulkan.
-         Rino : terima kasih Pak

Contoh lain dari pada undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukan bahasa yang sangat baku,dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.

Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar ,misalnya pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan . Akan sangat ganjil bila dalam tawar-menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa Indonesia yang baku seperti ini.
1.   Berapakah ibu mau menjual tauge ini?
2.   Apakah Mang becak bersedia mengantar saya kepasar Tanah abang dan berapa ongkosnya?

Contoh diatas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar,tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu, untuk situasi seperti diatas,kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
3.   Berapa nih bu,tauge nya?
4.   Kepasar tanah abang ,bang.Berapa?
Misalkan perbedaan dari bahasa Indonesia yang benar  dengan bahasa gaul
^  Loe ngerjain tugas sama siapa?
Kalimat di atas merupakan contoh kalimat yang baik dan benar, jika digunakan oleh seseorang dengan orang lain yang akrab dan sebaya. Menjadi tidak baik dan jelas tidak benar jika digunakan oleh mahasiswa kepada dosennya.
Yang baik belum tentu benar, dan yang benar belum tentu baik. Yang baik dan benar adalah berbahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan hanya baik saja, bukan hanya benar saja, apalagi yang tidak baik dan tidak benar.
Jika pembaca yang budiman sudah mengetahui ketidak-baikan dan ketidak-benaran tulisan ini, itu menandakan bahwa pembaca sudah mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

2. Contoh Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Bahasa adalah alat umum yang telah digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi sejak lama. Dalam kehidupan bahasa digunakan untuk bersosialisasi dengan orang lain antara lain dengan berbicara dan menggunakan isyarat/simbol.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita.
Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita (dalam arti kita menggunakan kata yang sudah umum).




http://zulfikar68.blogspot.com/2013/01/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html
http://dmsprmn.blogspot.com/2012/10/fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi.html